SOLID GOLD - GBP/USD Terus Turun; Apakah Resesi Telah Datang Ke Inggris?
SOLID GOLD JAKARTA - Pers Inggris berspekulasi apa yang Perdana Menteri Boris Johnson kemungkinan lakukan apabila dia kehilangan kepercayaan dari Parlemen. Johnson dan Dominic Cummings – penasehat senior dan otak dari kampanye Vote Leave – kemungkinan berusaha membypass Parlemen dengan mengadakan pemilihan setelah Brexit. Tenggat waktu dari Brexit adalah 31 Oktober dan sebagian mengatakan orang Inggris bisa pergi ke tempat pemungutan suara pada keesokan harinya – tanggal 1 November.
Disisi lain, perang dagang antara Amerika-Cina tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Pemerintah Trump menolak untuk memberikan kepada Huawei – raksasa telecom Cina – ijin untuk beroperasi di Amerika Serikat. Pergerakan ini datang sebagai balasan terhadap keputusan Beijing untuk menghentikan pembelian barang-barang agrikultural Amerika Serikat yang merupakan pembalasan terhadap pengenaan tarif oleh Amerika Serikat. Bank sentral Cina (PBOC) telah menurunkan nilai renminbi sekali lagi, namun kurang besarnya dibandingkan dengan yang diantisipasikan oleh pasar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyatakan keinginannya untuk dolar yang melemah, mengirimkan tweet bahwa dia tidak senang dengan kekuatan dollar Amerika Serikat sekarang ini. “Greenback” telah melemah bersamaan dengan jatuhnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat – yang merefleksikan meningkatnya kemungkinan dari Federal Reserve memangkas lagi tingkat bunganya pada bulan September.
Pada hari Jumat minggu lalu, Poundsterling memperpanjang kerugian secara luas dengan GBP/USD menyentuh kerendahan baru selama 2 tahun dibawah 1.2050. Secara tehnikal, “support” awal menunggu di 1.2021 yang apabila berhasil di lewati akan lanjut ke 1.2002 dan kemudian 1.1985. Sedangkan “resistance” awal menunggu di 1.2056 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2135 dan kemudian 1.2210.
Bisa saja disalahkan Brexit atau bisa juga hanya penurunan sementara saja, namun kenyataannya Inggris telah menciut untuk pertamakalinya sejak 2012 dan resesi yang diambang pintu menjadi resiko yang sungguh-sungguh. GDP Inggris jatuh sebanyak 0.2 % pada kuartal kedua, lebih buruk daripada yang diperkirakan – yang menunjukkan stagnasi. Penurunan pada kuartal kedua terjadi setelah ekspansi yang kuat sebesar 0.5 % pada kuartal pertama.
GBP/USD telah turun dibawah dari 1.2100 dan bahkan dibawah dari kerendahan 2019 di 1.2075. Data yang ada juga tidak meramalkan ekonomi yang baik – khususnya kontraksi di manufaktur sebesar 1.4 % – sebuah sektor yang seharusnya bisa mengambil keuntungan dari turunnya nilai tukar Sterling.
SOLID GOLD
Sumber : Vibiznews
Baca Juga :