CPISwissEkonomi SwissCPI m/m SG Berjangka, Solid Group, PT SGB
Solid Gold Berjangka | Inflasi Swiss secara tak terduga melambat ke level terendah dalam dua tahun terakhir, sehingga menambah peluang bagi para pejabat Bank Nasional Swiss untuk menjaga agar biaya pinjaman tetap stabil saat mereka bertemu minggu depan.
Indeks harga konsumen naik 1,4% pada bulan November dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan tingkat terlemah sejak Oktober 2021. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan ekonom mana pun dalam survei Bloomberg, yang memperkirakan tidak ada perubahan dari 1,7%. Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya biaya hotel, paket liburan, bahan bakar, buah-buahan dan sayur-sayuran
Indeks inti, yang tidak menyertakan unsur-unsur volatil seperti energi dan makanan, juga melambat menjadi 1,4%, menurut kantor statistik Swiss pada hari Senin (4/12).
Karena tingkat inflasi Swiss berada dalam kisaran target bank sentral antara 0 dan 2%, SNB menghentikan kenaikan suku bunga pada bulan September. Para pejabat yang dipimpin oleh Presiden Thomas Jordan telah berhati-hati dalam menekankan bahwa mungkin diperlukan pengetatan lebih lanjut.
“Kami belum bisa menyatakan bahwa inflasi telah dikalahkan sepenuhnya,” kata Jordan dalam wawancara dengan NZZ akhir bulan lalu. “Ada ketidakpastian besar mengenai perkembangan di masa depan.”
SNB memperkirakan inflasi akan melampaui kisaran target pada tahun depan, didorong oleh kenaikan biaya listrik, sewa dan transportasi umum, dikombinasikan dengan peningkatan pajak pertambahan nilai. Harga listrik saja diperkirakan akan naik rata-rata 18% di bulan Januari.
Meski begitu, pertumbuhan harga konsumen Swiss masih lebih rendah dibandingkan banyak negara maju, hal ini menunjukkan betapa kuatnya mata uang Swiss telah melindungi negara tersebut dari dampak buruk inflasi di negara lain.
Data kawasan Euro pada pekan lalu mengungkapkan bahwa pertumbuhan harga turun menjadi 2,4% di sana. Berdasarkan ukuran harmonisasi Uni Eropa, inflasi Swiss sebesar 1,6% pada bulan November.
Perekonomian Swiss juga berjalan lebih baik dibandingkan negara-negara tetangganya. Produk domestik bruto meningkat sebesar 0,3% pada kuartal ketiga, dan OECD memperkirakan akan meningkat sebesar 0,8% pada tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan 0,6% untuk kawasan euro, yang mengalami kontraksi dalam tiga bulan hingga bulan September. (Arl)
Sumber : Bloomberg