9.12.2025

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Pasar Asia Menguat Bareng Wall Street

 

Harga Emas hari ini - Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan lebih tinggi pada Jumat(12/9), mengikuti penguatan Wall Street semalam.

Indeks acuan Jepang Nikkei 225 naik 0,41% setelah menyentuh rekor tertinggi baru pada Kamis, sementara Topix menguat 0,61%. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,83% dan Kosdaq melonjak 0,65%. Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 bertambah 0,41%. Sementara itu, kontrak berjangka Hang Seng Hong Kong berada di level 26.464, lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di 26.086,32.

Kenaikan saham global didorong oleh meredanya tekanan inflasi serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang mengangkat sentimen investor. "Momentum dan janji pelonggaran moneter adalah alasan utamanya. Berbagai bank sentral, seperti ECB dan PBOC, telah memangkas suku bunga atau menggunakan stimulus, dan sekarang The Fed kemungkinan akan ikut bergabung," kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers.

Di Amerika Serikat, tiga indeks utama ditutup lebih tinggi karena pelaku pasar menilai rilis terbaru data inflasi konsumen tidak akan menghalangi langkah The Fed memangkas suku bunga acuan pekan depan. Dow Jones Industrial Average menguat 617,08 poin atau 1,36% ke 46.108,00. S&P 500 naik 0,85% ke 6.587,47, sedangkan Nasdaq Composite bertambah 0,72% ke 22.043,07. Ketiganya mencetak rekor intraday sekaligus menutup perdagangan di level tertinggi sepanjang sejarah.

Data CPI menunjukkan kenaikan 0,4% dalam sebulan terakhir, lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam jajak pendapat Dow Jones yang memprediksi 0,3%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS. - PT SOLID GOLD BERJANGKA

Sumber: Newsmaker.id

9.11.2025

Solid Gold Berjangka | Saham Jepang Campuran, AI Menguat

 

Harga Emas hari ini - Saham Jepang bergerak campuran setelah reli Wall Street yang didorong sektor chip/teknologi. Penurunan tak terduga pada PPI AS memicu harapan pemangkasan suku bunga The Fed. Investor di Tokyo masih berhati-hati jelang rilis CPI AS.

Pada pukul 09:27 waktu Tokyo, Topix turun 0,3% ke 3.132,94, sementara Nikkei naik 0,2% ke 43.941,62. Dari 1.675 saham di Topix, 600 naik, 966 turun, dan 109 stagnan. Toyota menjadi penekan terbesar Topix setelah melemah 1,8%.
Minat kuat mengalir ke saham bertema AI seperti SoftBank Group, Advantest, dan Ibiden. Ekspektasi pertumbuhan juga mengangkat mesin/pertahanan (Mitsubishi Heavy), sedangkan listrik & gas menguat setelah kabar kepemilikan Elliott di Kansai Electric.
Namun, kekhawatiran overheating indeks dan tanda perlambatan ekonomi AS menekan sektor otomotif dan perbankan. Menurut Takashi Ito (Nomura), permintaan AI kembali terbukti di AS sehingga seleksi saham makin fokus ke nama-nama spesialis AI; di Jepang, beberapa IT/komponen elektronik/kabel listrik berpeluang baik, tetapi kenaikan bisa terbatas, sementara farmasi, makanan, dan bagian ritel berpotensi tetap lemah karena daya beli tertekan. - Solid Gold Berjangka
Sumber: Newsmaker.id

9.10.2025

PT Solid Gold | Emas Naik, Investor Lari ke Safe Haven

 

Harga Emas hari ini - Harga emas menguat pada perdagangan Asia awal Selasa. Lonjakan emas yang baru-baru ini menembus level $3.600 per ons mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang semakin dalam, tulis Sean Hoey, Managing Director IBV International Vaults London dalam sebuah catatan.

Hoey menambahkan, permintaan terhadap logam mulia fisik meningkat tajam karena dianggap lebih terlindungi dari gejolak pasar yang lebih luas. Harga spot gold tercatat naik 0,3% menjadi $3.633,87 per ons. - PT Solid Gold

Sumber: Newsmaker.id

9.08.2025

PT Solid | Pasar Asia Menguat, Fokus Jepang & China

 

Harga Emas hari ini - Pasar Asia-Pasifik mayoritas diperdagangkan menguat pada Senin(8/9), seiring investor mencerna pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan menantikan rilis data ekonomi penting dari kawasan.

Indeks acuan Nikkei 225 Jepang naik 0,95% setelah Ishiba mengumumkan mundur pada Minggu, menyusul tekanan yang meningkat pasca kekalahan partainya dalam pemilu nasional akhir tahun lalu. Indeks Topix juga menguat 0,51%. Yen Jepang melemah 0,64% terhadap dolar AS ke level 148,33. Analis BMI, unit dari Fitch Solutions, menilai Jepang kini memasuki periode ketidakpastian berkepanjangan menuju kuartal IV 2025.

Di pasar Asia lainnya, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,15% dan Kosdaq melonjak 0,47%. Sementara itu, futures indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 25.344, lebih rendah dibanding penutupan terakhir di 25.417,98. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 justru melemah 0,38%. - PT Solid 

Sumber: Newsmaker.id

9.03.2025

PT Solid Gold | Emas Turun Tipis, Mata Tertuju ke Data AS

 

Harga Emas hari ini - Harga emas turun tipis pada perdagangan Asia Rabu(3/9) pagi, setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi baru. Para analis dari ANZ Research menulis, investor semakin khawatir dengan arah kebijakan moneter AS, terutama setelah pemerintahan Trump berupaya merombak dewan gubernur The Fed dengan kandidat yang lebih sejalan dengan agenda Presiden.

Saat ini, perhatian pasar tertuju pada rilis data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls) AS untuk Agustus yang akan diumumkan Jumat mendatang. Data ini diperkirakan akan sangat memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed. Menurut analis pasar Frank Walbaum dari Naga, jika data tenaga kerja melemah, aset tanpa imbal hasil seperti emas bisa mendapat keuntungan tambahan.

Pada sesi pagi, harga emas spot tercatat melemah 0,1% ke level US$3.529,40 per ons troy. Meski sedikit terkoreksi, tren emas tetap berada di dekat level tertinggi sepanjang masa, menegaskan daya tariknya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan moneter AS. - PT Solid Gold

Sumber: Newsmaker.id

9.02.2025

Solid Gold | WTI Turun Tajam, Pasar Khawatir Permintaan Melemah

 

Harga Emas hari ini - West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan sekitar $64,50 pada jam perdagangan awal Asia hari Selasa(2/9). WTI mengalami penurunan seiring kekhawatiran atas permintaan global yang melemah setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif 25% yang sudah ada pada ekspor India. Para pedagang bersiap menyambut data mingguan stok minyak mentah dari American Petroleum Institute (API) yang akan dirilis hari Selasa.

Keputusan pemerintahan Trump untuk memberlakukan tarif tinggi pada impor India mulai berlaku, memicu kekhawatiran perlambatan perdagangan dan melemahnya permintaan global, yang menekan harga WTI. Pemerintah Trump menggandakan tarif impor India menjadi 50%, dengan alasan India menolak berhenti membeli minyak mentah Rusia dan perangkat pertahanan.

Pada hari Senin, Trump mengkritik tarif dan hubungan perdagangan antara AS dan India, mengatakan hubungan tersebut sangat berat sebelah selama beberapa dekade. Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri India Narendra Modi memperkuat hubungan dengan China dan Rusia di tengah memburuknya hubungan dengan AS.

Namun, kekhawatiran bahwa serangan udara yang semakin intensif di Rusia dan Ukraina bisa menyebabkan gangguan pasokan mungkin membatasi penurunan harga WTI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Minggu berjanji akan membalas serangan drone Rusia pada fasilitas listrik di utara dan selatan negaranya serta memerintahkan serangan lebih dalam ke wilayah Rusia, menurut Reuters. Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan sanksi tambahan kepada Rusia jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan perdamaian dengan Ukraina.

Selain itu, meningkatnya prediksi pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed) bulan ini bisa menekan nilai Dolar AS (USD) dan mendukung harga komoditas yang dinyatakan dalam USD. Para pedagang kini memperkirakan hampir 89% kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh Fed pada pertemuan kebijakan bulan September, naik dari peluang 85% sebelum data PCE AS dirilis, menurut alat CME FedWatch. -  Solid Gold

Sumber: Newsmaker.id

9.01.2025

PT Solid | Minyak Brent Loyo, Damai Ukraina di Depan Mata

 

Harga Emas hari ini - Futures minyak Brent turun 0,7% dan ditutup pada $68,1 per barel pada hari Jumat, karena para pelaku pasar mempertimbangkan lemahnya permintaan di AS serta kemungkinan adanya gencatan senjata di Ukraina.

Fokus pasar juga tertuju pada pertemuan OPEC+ minggu depan, dengan percepatan peningkatan produksi dari kelompok tersebut yang meningkatkan prospek pasokan global.

Namun, peningkatan pasokan ini belum sepenuhnya masuk ke pasar AS, di mana musim mengemudi musim panas akan segera berakhir, memicu kekhawatiran terhadap permintaan.

Harga minyak sempat naik awal pekan ini setelah serangan Ukraina terhadap terminal ekspor Rusia, tetapi laporan tentang potensi pembicaraan gencatan senjata meredakan sebagian tekanan tersebut.

Persediaan minyak mentah AS menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan, mengindikasikan adanya permintaan yang terus berlanjut di sektor industri dan transportasi barang.

Faktor geopolitik, termasuk keputusan India untuk terus membeli minyak Rusia meskipun mendapat ancaman tarif dari AS, tetap menjadi sorotan utama.

Meski terjadi penurunan pada hari Jumat, Brent mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut, meskipun juga mencatat penurunan bulanan pertama dalam empat bulan terakhir. - PT Solid

Sumber: Newsmaker.id