10.25.2023

PT Solid Gold Berjangka | US Business Output Ticks Up in October; Inflation Pressures Ease


SOLID GOLD BERJANGKAU.S. business output ticked higher in October as the manufacturing sector pulled out of a five-month contraction on a pickup in new orders, and services activity accelerated modestly amid signs of easing inflationary pressures.

S&P Global on Tuesday said its flash U.S. Composite Purchasing Managers Index tracking both the manufacturing and service sectors rose to 51.0 in October - one point above the 50 level that separates expansion and contraction - from a final September reading of 50.2. It was the highest level since July.

It was the latest sign the U.S. economy is withstanding the surge in interest rates spurred by the Federal Reserve's campaign to beat back inflation. Growth has persisted all year even as most economists until recently had expected the Fed's 5.25 percentage points of rate hikes since March 2022 to trigger a recession and a rise in joblessness.

Later this week the Commerce Department will offer up its scorecard of economic activity for the third quarter, with economists polled by Reuters estimating gross domestic product growth was the swiftest in nearly two years in the period from July through September. The S&P Global survey suggests that momentum has carried over into the start of the fourth quarter.

"Hopes of a soft landing for the U.S. economy will be encouraged by the improved situation seen in October," Chris Williamson, Chief Business Economist at S&P Global Market Intelligence, said in a statement. "The S&P Global PMI survey has been among the most downbeat economic indicators in recent months, so the upturn in U.S. output growth signaled at the start of the fourth quarter is good news."

The survey's manufacturing PMI inched up to the break-even level of 50, its highest since April and snapping a shallow contraction in the sector that had begun in May. The median expectation among economists polled by Reuters had been for a reading of 49.5.

New manufacturing orders rose for the first time in six months and were the highest since September 2022.

On the much-larger services side of the economy, activity also defied forecasts for a modest slowdown as that sector's PMI came in at a three-month high of 50.9 this month versus 50.1 in September and against a median Reuters poll estimate of 49.8.

In a development that will be welcomed by Fed policymakers in their fight against inflation, service-sector cost inputs grew at their slowest pace in three years while service providers increased prices by the smallest margin since the spring of 2020 shortly after the coronavirus pandemic erupted.

"The survey's selling price gauge is now close to its pre-pandemic long-run average and consistent with headline inflation dropping close to the Fed's 2% target in the coming months, something which looks likely to be achieved without output falling into contraction," Williamson said.

Inflation has abated notably since hitting its peak rate in June 2022, but the path downward has been uneven over the past several months, and Fed officials have fretted that services price pressures were proving especially sticky.

Other recent data have shown progress on that front, with a "super core" measure of inflation - services costs excluding energy and housing - having risen in August by the least in 13 months. The Commerce Department will report the figure for September on Friday.

As constructive as the recent data may be for the economic outlook, Williamson said the recent flare up in violence in the Middle East presents a downside risk to growth and upside risks to inflation.

Ekonomi ASFlash Services PMIFlash Manufacturing PMI

Source : Reuters, PT SGB, SOLID GOLD BERJANGKA, SOLID GROUP

Source : ReutersPT SGB, SOLID GOLD BERJANGKASOLID GROUP

Source : ReutersPT SGB, SOLID GOLD BERJANGKASOLID GROUP

10.23.2023

PT Solid Gold Berjangka | Perusahaan Investasi Perkirakan Kenaikan Suku Bunga ECB di Tengah Krisis Energi


PT Solid Gold Berjangka | Beberapa perusahaan investasi terkenal di Eropa, termasuk Legal & General Investment Management, Vanguard Asset Management, dan Robeco Groep, mengantisipasi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari European Central Bank (ECB) dalam waktu dekat. Mereka berpendapat bahwa pasar mungkin mengabikan kemungkinan kemungkinan tersebut. Institusi-institusi ini merujuk pada posisi Eropa sebagai negara importir energi netto yang signifikan dan kerentanannya terhadap kenaikan biaya karena krisis yang berlangsung di Timur Tengah.

Situasi ini bisa menyebabkan pengetatan moneter tambahan, yang dapat berdampak buruk pada obligasi pemerintah jangka pendek. Sudut pandang ini kontras dengan prediksi harga swap, yang saat ini memperkirakan jeda oleh ECB dan hanya 10% kemungkinan kenaikan 25 basis poin dalam waktu dekat. Namun, perusahaan-perusahaan ini berpendapat bahwa overshoot mungkin diperlukan mengingat meningkatnya risiko Eropa.

Berbeda dengan perkiraan jeda ECB, harga swap indikasikan 40% kemungkinan kenaikan 25 bps oleh Federal Reserve di Amerika Serikat. Perbedaan pandangan mengenai arah kebijakan moneter antara dua bank sentral paling berpengaruh di dunia menyoroti tantangan-tantangan ekonomi unik yang dihadapi masing-masing wilayah. Untuk Eropa, tantangan utamanya adalah krisis energi dan implikasinya terhadap inflasi dan tingkat pertumbuhan. Sementara itu, di AS, meskipun ada tekanan inflasi yang serupa, pemulihan ekonomi yang kuat dari COVID-19 tampaknya mengarah pada langkah-langkah pengetatan lebih lanjut.

PT SGB, SOLID GROUP, SOLID GOLD BERJANGKA

PT SGBSOLID GROUPSOLID GOLD BERJANGKA

PT SGBSOLID GROUPSOLID GOLD BERJANGKA

10.19.2023

PT Solid Gold Berjangka | Rally Minyak Melambat Fokus Tetap Perang Israel-Hamas dan Sinyal Lanjutan Fed

 

Solid Gold Berjangka - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada hari Kamis (19/10) setelah naik kuat minggu ini dan pasar menunggu perkembangan lanjutan dalam perang Israel-Hamas, sementara sinyal yang akan datang dari Federal Reserve juga menjadi fokus.

Eskalasi dalam konflik, setelah pengeboman mematikan di rumah sakit Gaza dan pembatalan pertemuan antara pemimpin AS, Mesir dan Palestina sangat mendorong harga minyak minggu ini pasalnya pasar khawatir bahwa negara-negara Arab lainnya dapat bergabung dalam konflik.

Skenario seperti ini diperkirakan akan mengganggu pasokan di wilayah yang kaya akan minyak, yang berpotensi mengetatkan pasar minyak global. Para menteri Iran mendesak embargo minyak terhadap Israel, meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan saat ini.

Tanda-tanda pasokan yang lebih ketat diperkuat oleh cadangan AS yang mencatat penurunan yang besar dalam seminggu hingga 13 Oktober. Penurunan yang berkelanjutan inventory bensin dan distilat mengindikasikan bahwa permintaan bahan bakar AS tetap kuat.

Pasar minyak juga didorong oleh data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi lebih baik di negara importir minyak no. 1 dunia, China, meskipun pertumbuhannya masih di bawah level sebelum COVID-19.

Harga minyak melonjak sekitar 2% pada hari Rabu. Tetapi rally ini sekarang tampaknya telah berhenti akibat dolar naik, sementara aksi jual yang tajam di pasar obligasi juga mengguncang sentimen.

Minyak Brent turun 0,4% menjadi $90,94 per barel, sementara minyak WTI turun 0,5% ke $86,84 per barel pukul 07.28 WIB.

Prospek pasokan yang lebih ketat, menyusul pemangkasan produksi yang besar oleh Rusia dan Arab Saudi, telah menjadi pendorong utama harga minyak tahun ini. Namun, rally agak melambat dalam beberapa minggu terakhir, karena kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama hadir kembali ke pasar.

Pidato Powell ditunggu, kekuatan dolar tahan rally minyak

Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara dalam Economic Club of New York pada hari ini, yang kemungkinan memberikan lebih banyak isyarat mengenai jalur suku bunga.

Serangkaian rilis data AS yang kuat, terutama inflasi dan retail sales, meningkatkan spekulasi bahwa the Fed akan memiliki ruang yang cukup untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Gagasan ini mendorong dolar, yang mendekati level tertinggi 11 bulan pada minggu ini.

Pasar khawatir bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menghambat aktivitas ekonomi tahun ini, yang berpotensi mengurangi permintaan minyak mentah. Dolar yang lebih kuat juga mengurangi permintaan minyak karena membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

Powell sebagian besar mempertahankan retorika suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lama, dan diperkirakan akan menekankannya kembali hari ini. The Fed juga diperkirakan akan memangkas suku bunga dengan margin yang lebih kecil pada tahun 2024.

SOLID GROUP, SOLID GOLD BERJANGKA, PT SGB

SOLID GROUPSOLID GOLD BERJANGKAPT SGB

SOLID GROUPSOLID GOLD BERJANGKAPT SGB

10.17.2023

PT Solid Gold Berjangka | Saham Asia Naik Terkait Upaya Diplomasi Timur Tengah



Saham Asia naik karena optimisme bahwa upaya diplomasi yang sedang berlangsung dapat membantu mencegah perang Israel-Hamas meluas menjadi konflik yang lebih luas.

Saham-saham di Jepang dan Korea Selatan menguat, sementara saham berjangka Hong Kong menunjukkan kenaikan. Saham Rio Tinto Plc melonjak tertinggi dalam sebulan di Australia setelah perusahaan tambang tersebut melaporkan peningkatan produksi tembaga yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal ketiga. Kontrak untuk ekuitas AS sedikit berubah setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 menguat kemarin.

Emas turun untuk hari kedua dan dolar stabil. Tawaran terhadap aset-aset safe haven telah mereda karena investor memantau upaya yang sedang berlangsung untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.

Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi Israel sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran perang. Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga kembali ke Israel untuk bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, setelah melakukan pembicaraan dengan pemerintah Arab. Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan telepon dengan para pemimpin Mesir, Suriah, Iran dan Otoritas Palestina, dan Kremlin mengatakan ada “pendapat bulat” mengenai perlunya gencatan senjata. Dia berbicara secara terpisah dengan Netanyahu.

Sementara imbal hasil Treasury sedikit berubah pada awal perdagangan Asia setelah imbal hasil obligasi 10-tahun naik sembilan basis poin menjadi 4,7% pada hari Senin.

Saham

Kontrak berjangka S&P 500 sedikit berubah pada pukul 09:14 waktu Tokyo. S&P 500 naik 1,1%.

Nasdaq 100 berjangka sedikit berubah. Nasdaq 100 meningkat 1,2%

Indeks Topix Jepang naik 1,4%..

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 1%.

Kontrak berjangka Hang Seng Hong Kong naik 1,1%.

Mata uang

Indeks Bloomberg Dollar Spot sedikit berubah.

Euro sedikit berubah pada level $1,0558.

Yen Jepang sedikit berubah pada level 149,58 per dolar.

Yuan di luar negeri sedikit berubah pada level 7,3116 per dolar.

Dolar Australia tidak berubah pada level $0,6342.(yds)

Sumber: Bloomberg, PT SGB, SOLID GOLD BERJANGKA, SOLID GROUP


MSCI Asia PacificBursa Asia

10.12.2023

PT Solid Gold Berjangka | Pejabat Fed Melihat Kebijakan 'Restriktif' Akan Berlaku Hingga Inflasi Mereda



Risalah yang dirilis pada hari Rabu (11/10) menunjukkan bahwa para pejabat Federal Reserve pada pertemuan bulan September berbeda pendapat mengenai apakah kenaikan suku bunga tambahan akan diperlukan, meskipun keseimbangan mengindikasikan bahwa satu kenaikan lagi mungkin terjadi.

Walaupun terdapat perbedaan pendapat mengenai perlunya pengetatan kebijakan lebih lanjut, ada satu hal yang disepakati – bahwa suku bunga perlu tetap dinaikkan sampai para pengambil kebijakan yakin bahwa inflasi kembali ke angka 2%.

“Mayoritas peserta menilai bahwa satu kali kenaikan lagi dalam target suku bunga dana federal pada pertemuan mendatang mungkin akan tepat, sementara beberapa peserta menilai kemungkinan tidak ada kenaikan lebih lanjut yang diperlukan,” ringkasan pertemuan kebijakan pada 19-20 September dinyatakan.

Dokumen tersebut mencatat bahwa semua anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang mengatur tingkat suku bunga sepakat bahwa mereka dapat “melanjutkan dengan hati-hati” dalam pengambilan keputusan di waktu mendatang, yang akan didasarkan pada data yang masuk dan bukan pada jalur yang telah ditentukan sebelumnya.

Hal lain yang juga disepakati secara menyeluruh adalah keyakinan “bahwa kebijakan harus tetap bersifat restriktif untuk beberapa waktu hingga Komite yakin bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuannya.”

Pertemuan tersebut diakhiri dengan keputusan FOMC untuk tidak menaikkan suku bunga.

Namun, berdasarkan dot plot ekspektasi masing-masing anggota, sekitar dua pertiga anggota komite mengindikasikan bahwa diperlukan satu peningkatan lagi sebelum akhir tahun. FOMC sejak Maret 2022 telah menaikkan suku bunga utamanya sebanyak 11 kali, menjadikannya kisaran target 5,25%-5,5%, level tertinggi dalam 22 tahun.

Sejak pertemuan bulan September, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun telah meningkat sekitar seperempat poin persentase, yang mencerminkan perkiraan kenaikan suku bunga yang ditunjukkan oleh para pembuat kebijakan pada saat itu.(yds)

Sumber: CNBC, PT SGB, SOLID GROUP, SOLID GOLD BERJANGKA

Sumber: CNBCPT SGBSOLID GROUPSOLID GOLD BERJANGKA


The FedFiskal & MoneterRisalah


10.10.2023

PT Solid Gold Berjangka | Australia Memperpanjang Jeda Suku Bunga Utama pada Pertemuan Pertama Bullock



Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga utama tidak berubah dan mempertahankan bias pengetatan pada hari Selasa karena Gubernur baru Michele Bullock memperkirakan dampak kenaikan sebesar 4 poin persentase.

Reserve Bank mempertahankan suku bunga sebesar 4,1% untuk pertemuan keempat berturut-turut di Sydney, seperti yang diantisipasi oleh para ekonom dan pasar uang. Rangkaian jeda ini menunjukkan bahwa diperlukan perubahan mendadak dalam data ekonomi untuk mendorong tindakan apa pun.

Dolar Australia menahan penurunan hari ini, turun 0,4% menjadi 63,38 sen AS pada pukul 14:31 siang di Sydney. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor tiga tahun yang sensitif terhadap suku bunga memangkas kenaikannya menjadi 4 basis poin lebih tinggi pada 4,12%.

RBA bergerak lebih lambat dibandingkan sebagian besar negara-negara utama lainnya karena mempertimbangkan cepatnya pengetatan terhadap peminjam Australia, yang sebagian besar menggunakan hipotek dengan suku bunga mengambang.

RBA tetap khawatir bahwa harga jasa yang kaku – dan lonjakan harga minyak – dapat melemahkan ekspektasi inflasi. Angka-angka minggu lalu menunjukkan percepatan dalam CPI bulanan dengan pasar kerja Australia, seperti banyak negara maju, masih menunjukkan ketahanan yang mengejutkan.

Kelambatan jangka panjang dan variabel yang terkait dengan kebijakan moneter adalah alasan utama mengapa RBA bergerak dengan hati-hati. Berakhirnya masa berlaku sejumlah pinjaman rumah yang ditetapkan pada rekor suku bunga rendah selama pandemi ini masih belum jelas.

Lebih dari 90% pinjaman rumah baru di Australia menggunakan suku bunga mengambang, yang berarti suku bunga hipotek efektif telah naik menjadi 5,6% dari 2,75% di Australia — sedangkan di AS, biaya pinjaman naik menjadi 3,6% dari 3,3% — selama siklus pengetatan saat ini, Westpac Perhitungan Banking Corp. menunjukkan.

Menggarisbawahi perlunya kehati-hatian, rumah tangga Australia tetap menjadi salah satu rumah tangga yang memiliki leverage paling tinggi di negara maju, dengan rasio utang terhadap pendapatan hampir 187%.

Ada juga kekhawatiran di luar negeri karena Tiongkok, mitra dagang terbesar Australia dan penggerak utama perekonomian global, dilanda krisis perumahan dan kesulitan memenuhi target pertumbuhannya.

Meski begitu, para ekonom memperkirakan RBA perlu menaikkan biaya pinjaman setidaknya sekali lagi menjadi 4,35%, merujuk pada tingkat pengangguran yang sangat rendah di negara ini sebesar 3,7% dan inflasi yang masih meningkat. CPI diperkirakan akan kembali ke target RBA sebesar 2-3% pada akhir tahun 2025 – dan tanda-tanda bahwa angka tersebut mungkin tertunda akan mendorong respons kebijakan. (knc)

Sumber : Bloomberg, PT SGB, SOLID GROUP, SOLID GOLD BERJANGKA

RBABank Sentral Australia,RBA Rates

10.06.2023

PT Solid Gold Berjangka | Emas Bertahan di Dekat Terendah Sejak Maret seiring Pasar Menunggu Data Pekerjaan AS



Harga emas stabil mendekati level terendah sejak bulan Maret pada hari Jumat (6/10), karena pasar bersiap untuk laporan bulanan penggajian AS yang akan membantu menentukan jalur ke depannya bagi suku bunga Federal Reserve.

Emas berada di jalur penurunan untuk minggu kedua berturut-turut, didorong oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS karena The Fed tetap teguh pada pesannya bahwa kebijakan moneter akan tetap diperketat untuk jangka waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya berdampak negatif pada emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Penurunan logam ini telah terhenti pada $1.820 per ounce, namun sekarang menghadapi ujian dari data nonfarm payrolls pada hari Jumat nanti. Angka-angka tersebut diperkirakan menunjukkan sedikit perlambatan dalam perekrutan, namun angka yang lebih kuat dari perkiraan dapat meningkatkan ekspektasi untuk pengetatan lebih lanjut.

Hal ini dapat memicu penurunan lebih lanjut pada emas, yang menembus serangkaian dukungan teknis selama dua minggu terakhir karena aksi jual investor. Dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas batangan telah terjual 15 ton sepanjang minggu ini.

Harga emas di pasar spot sedikit berubah pada $1,821.35 per ounce pada pukul 8:57 pagi waktu London, dan turun sekitar 1,5% untuk minggu ini. Indeks Bloomberg Dollar Spot stabil. Perak naik tipis, sementara platinum datar dan paladium turun. (Arl)

Sumber : Bloomberg

GOLDEMAS

PT SOLID GOLD BERJANGKA

PT SGB

PT SOLID GOLD BERJANGKA

PT SGB

PT SOLID GOLD BERJANGKA

PT SGB